Kamis, 08 Maret 2012

Tribute To The Moffatts "Always In My Heart"

ALWAYS IN MY HEART

Malam sudah semakin larut dan ruang kantor pun sudah semakin sepi. Aline melihat sekilas ke arah arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Hmmm... sudah jam 19.55, pantas saja, pikirnya dalam hati. Gara-gara tugas tambahan yang diberikan atasannya Aline terpaksa lembur, padahal dia sudah ada janji untuk makan malam bersama Rani sahabatnya. Untuk menghilangkan kebosanan Aline menyalakan mp3. Tiba-tiba terdengarlah lagu Always in My Heart milik The Moffats, band idolanya dulu sewaktu SMP dan seketika terbayang wajah innocent Dave saat sedang bernyanyi. Always In My Heart selalu mengingatkan Aline pada seseorang. Kenangan masa kuliahnya dulu waktu di Surabaya.
Setelah lulus SMA Aline melanjutkan kuliah disebuah PTN di Surabaya. Aline memang Lahir di kota itu tapi dia bersekolah dan besar di Jakarta jadi dia benar-benar merasa asing disana. Untung saja dia cepat mendapatkan sahabat. Di kampus Aline bersahabat dengan Sisil, Ando dan Yudha. Karena sama-sama berasal dari Jakarta mereka cepat akrab. Mereka cukup menyenangkan dan selalu membuat Aline tertawa, terutama Yudha. Aline memang paling dekat dengan Yudha karena mereka memiliki sifat yang hampir sama dan selera yang hampir sama juga. Mulai dari musik, film, olahraga sampai makanan. Yudha banyak membantu Aline menyelesaikan masalahnya terutama yang berhubungan dengan tugas-tugas kuliah. Tanpa terasa lama-kelamaan Aline mulai menyukai Yudha. Sebetulnya Yudha nggak cakep, tapi bagi Aline dia cukup menarik dan menyenangkan. Aline betah berlama-lama ngobrol dengan Yudha. Rasa sayang Aline kepada Yudha semakin dalam, padahal Aline tau kalau Yudha menyukai Sisil. Yudha sering curhat pada Aline tentang Sisil, jadi Aline tau seperti apa perasaan Yudha pada Sisil.
Sakit hati?? Memang. Cemburu?? Sudah pasti. Tapi tetap saja Aline tidak bisa menutupi perasaannya kalau dia sangat menyayangi Yudha. Dan demi menjaga persahabatan diantara mereka terpaksa Aline menyembunyikan perasaannya.
Entah bagaimana awalnya, pada suatu hari tiba-tiba Yudha nembak Aline. Yudha meminta Aline untuk jadi pacarnya. Aline shock.
“Jangan bercanda deh Yud, nggak lucu tau!” kata Aline yang pura-pura ngambek.
“Dihh.. Siapa juga yang bercanda Line??? Ada orang nembak malah dibilang bercanda” balas Yudha.
”Tapi kan lu sukanya sama Sisil Yud, bukan gue”
”Tapi gue sayang sama lu Line.. Nggak boleh???”
Aline hanya terdiam dan nggak tau harus bagaimana.
”Woyy... Jangan bengong dong Line. Gimana nih?” tiba-tiba Yudha mengejutkan Aline.
”Apanya yang gimana sih Yud?” balas Aline.
”Gue diterima apa nggak nih? Lu mau jadi pacar gue nggak??”
”Hmmm.. Gimana yaaaa” Aline berpikir.
“Ayolah Line..”
“Iya deh”
“Jadi kita pacaran nih Line? Asiiiikkk…”
Aline tertawa melihat tingkah Yudha yang childish.

Hari-hari Aline terasa semakin indah dengan adanya Yudha disampingnya. Sebetulnya hubungan mereka nggak jauh beda dengan yang dulu, hanya saja sekarang mereka ada status. Banyak hal menyenangkan yang mereka lalui bersama. Yudha adalah pacar keempat Aline, tapi bagi Aline, Yudha yang pertama dan memang Yudha yang pertama. Aline nggak pernah merasa sayang pada seseorang seperti yang dia rasakan pada Yudha. Bagi Aline Yudha lebih dari pacar. Yudha itu pacar, sahabat, saudara, tempat curhat, kakak, adik. Semua. Yudha means everything for Aline. Sampai pada bulan keempat hubungan mereka, Aline merasakan perubahan pada diri Yudha. Aline mulai merasa kalau perhatian Yudha padanya sedikit berkurang dan sampai pada suatu hari tiba-tiba Aline menerima sms yang mengejutkan dari Yudha.

From: Yudha
Maaf Line, gue nggak bisa nerusin hubungan ini lagi. Gue minta maaf dan makasih banget buat semuanya. Gue sayang lu.

Menangis. Itu hal pertama yang bisa Aline lakukan setelah membaca sms Yudha. Hati Aline benar-benar hancur. Dia nggak pernah berpikir akan berakhir seperti ini. Dan dia nggak pernah berpikir rasanya akan sesakit ini. Harusnya Aline sadar dari awal bahwa Yudha hanya mencintai Sisil. Tanpa berpikir panjang Aline membalas sms Yudha.

To: Yudha
Ooohh.. Jadi cuma segini aja Yud? Makasih deh. Thanks for all the happiness and pain that you gave to me. You teach me a lot of things. Thanks a lot.

Setelah putus, komunikasi antara mereka sedikit berkurang. Butuh waktu yang cukup lama bagi Aline untuk menyembuhkan luka hatinya. Walaupun Aline dan Yudha telah putus tapi mereka masih tetap bersahabat, karena bagi Aline putus bukan akhir dari segalanya. Bahkan sampai sekarang pun, saat mereka sudah kembali ke Jakarta, mereka masih bersahabat. Aline nggak pernah membenci Yudha. Sampai kapanpun Aline akan tetap sayang pada Yudha. Entah bagaimana perasaan Yudha kepadanya tapi yang pasti rasa sayang Aline pada Yudha akan semakin bertambah setiap harinya. Saat ini Aline hanya mencoba menjadi sahabat yang baik bagi Yudha. Aline selalu berdoa yang terbaik untuk Yudha karena yang Aline inginkan hanyalah melihat Yudha bahagia dan tertawa.
Aline pun selalu mencoba untuk ceria dan bahagia didepan Yudha. Masalah bagaimana keadaan yang sesungguhnya itu biar Aline yang selesaikan sendiri. Yudha hanya perlu tau kalau dirinya bahagia. That’s it. Dan Aline berharap semoga suatu saat nanti Yudha akan tau dan mengerti arti dari ketulusan yang dia berikan kepada Yudha selama ini.
Tanpa terasa Aline menagis. Kenangan itu sekali lagi telah membuatnya menangis. Aline kembali melihat kearah jam tangannya. Jam 21.30. Hanya tinggal Aline di ruangan itu. Sudah saatnya untuk membereskan pekerjaan dan pulang, pikir Aline. Saat sedang memasukkan berkas-berkas kedalam lacinya tiba-tiba handphone Aline berbunyi. Ternyata Yudha yang menelpon.
”Hallo..”
”Hai Yud. Ada apa?”
”Lagi ngapain Line?”
”Masih di kantor Yud, lagi beres-beres. Kenapa?”
”Mmmm.. Gue jemput ya Line?”
“ Tumben banget Yud, ada apaan nih?”
”Gpp Line, lagi pengen jalan sama lu aja. Gue kangen Line”
”Kangen siapa?”
”Ya kangen sama lu lah. Pake tanya lagi”
”Hehehee..”
”Gue jemput ya Line?”
“Iya deh.. Buruan ya, ntar keburu malem”
”Siippp.. gue otw ke sana. See you Line”
“See you”

Aline segera membereskan mejanya yang masih berantakan dan mematikan komputer. Air matanya telah kering dan kini hanya ada senyum diwajahnya.
Tuhan, semoga kami bisa terus bersahabat seperti ini, Aline berdoa dalam hati. Yudha memang bukan kekasih Aline tapi Yudha akan selalu jadi orang yang spesial dihati Aline. Karena Yudha adalah bagian dari perjalanan hidup Aline.


 February 02, 2012
Shevtha

Tribute To The Moffatts "Kenangan Indah"

Kenangan Indah

…. Wake up Sunday morning.. she’s a hangover I can’t get over..
lagu The Moffatts – Call The Doctor yang ku jadikan nada panggilan masuk terputar dari HPku.
“Halo selamat siang” sahutku ramah
“Siang, maaf benar ini dengan Tami?” tanya suara di seberang
“Iya, dengan saya sendiri. Maaf ini siapa ya?” ujarku
“Saya Lina, dari panitia penyelenggara Konser Submodalitiesnya The Moffatts. Selamat ya, kamu terpilih untuk Meet and Greet with The Moffatts.” Ujar suara di seberang.
“Serius mba?? Saya terpilih??” ujarku antusias. Kemudian mba Lina menjelaskan mekanisme acaranya yang kudengarkan dengan seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya.. ehh..
Selesai menutup telepon dari mba Lina, aku langsung siap-siap mandi dan berdandan yang cantik. Tak lupa ku bawa hadiah yang sudah ku persiapkan sejak lama untuk mereka. Yaaa.. aku akan bertemu dengan Idolaku tercinta… The Moffatts… hal yang sudah lama kuimpikan bisa melihat The Moffatts dari dekat, terutama dengan keyboardistnya David Michael William Moffatt atau Dave Moffatt atau Big D. Entah kenapa aku sangat mengidolakan Dave dibandingkan saudaranya yang lain..
Tiba di lokasi Meet and Greet di salah satu hotel di daerah Senayan, aku menemui Panitia Penyelenggaranya, dan kemudian kami –aku dan 3 orang pemenang lainnya- di briefing sebentar.  Dalam briefing tersebut kami di beritahu ada kejutan lainnya. Ternyata kami tidak hanya sekedar Meet and Greet bersama The Moffatts tapi juga akan Dinner bareng Idola kami masing-masing. Katanya siih itu permintaan dari permintaan dari The Moffattsnya. Kebayangkan betapa senangnya aku saat itu??
Saat itu, aku dan 3 orang pemenang lainnya –yang akhirnya aku tahu namanya Sari, Putri dan Thia- di bawa ke dalam hall Tennis Indoor Senayan karena saat itu The Moffatts sedang Check Sound dan GR (Gladi Resik). Kami berempat begitu terkesima melihat mereka check sound. Selesai Check Sound, The Moffatts menghampiri kami dan kemudian kami diajak ke backstage yang sudah di tata rapi untuk acara Meet and Greet plus Dinner with The Moffatts ini. Di backstage tersebut ternyata sudah ada beberapa wartawan media cetak yang meliput acara ini. Kami berbincang-bincang, tanya jawab serta foto-foto dengan The Moffatts. Mereka sangat baik dan ramah pada kami. Saat tiba waktunya Dinner, masing-masing personel mengajak 1 pemenang ke meja makan yang memang di set untuk 2 orang tiap meja. Scott berpasangan dengan Sari, Clint berpasangan dengan Putri, Bob berpasangan dengan Thia dan Aku berpasangan dengan Dave pastinya.. Tiba-tiba pipiku terasa panas, antara nervous dan senang juga tersanjung. You know what??? Dave memberikan sekuntum mawar putih padaku, dan menggandeng tanganku menuju meja makan. Ketika kulihat di sekelilingku, ternyata personil The Moffatts yang lainnya juga melakukan hal yang sama pada ke-3 teman baruku itu. So Romantic..
Selama Dinner, kami mengobrol dan tak lupa kuberikan hadiah yang memang ku siapkan special untuk Dave. Dave sangat suka hadiah dari ku.. Tapi dinnernya harus diakhiri karena mereka harus siap-siap untuk konser yang akan di mulai 30 menit lagi. Selain bisa bertemu muka dan makan malam dengan The Moffatts, ternyata kami juga bisa menonton konser mereka dari dekat loh. Depan panggung persis di dalam pagar pembatas antara panggung dan penonton. Yang aku rasa saat itu?? Sangat senang hingga tak bisa ku lukiskan dengan kata-kata. Apalagi di tengah-tengah konser saat jeda untuk lagu berikutnya tiba-tiba Dave berbicara pada penonton konser..
“I want to dedicated this song to a very special girl who I met tonight and really loved this song.” Ujar Dave sambil tersenyum menatapku, yang membuatku seakan terbang kelangit yang tinggi..
Hall Tennis Indoor Senayan kemudian heboh dengan teriakan para gadis yang mengidolakan Dave.. Scott dan Clint memainkan intro lagu ini dengan gitar akustik. Sesaat dadaku bergemuruh dengan cepat. Oh my God.. ini kan lagu favoritku.. yaa ini memang lagu favoritku Girl I’m Gonna get You.. kali ini Dave yang menyanyikan lagu ini
“Girl, I’ve been watching you.. wondering what’s your name and could I get ya..
I’m hoping that you feel the same.. baby what’s on your mine…”
Kemudian Dave turun dari panggung menghampiriku, dan mengajakku naik ke atas panggung. Penonton semakin heboh karena iri melihat Dave menggandeng tanganku…
“… girl this is no surprise.. I think I’m falling in love..
Darlin’ don’t ya know it’s the perfect time… you know I’m gonna make you mine..
girl I’m gonna get yaa… you know I need you in my world
you know I’m gonna get ya’.. I’m begging you to be my girl..
even though you might be scared I promise I’ll be there..
girl I’m gonna get yaa.. tonight”
Dave terus menggenggam tanganku sepanjang lagu ini.. yang membuat aku senang sekaligus kikuk karena banyak yang menatapku iri, bahkan sekilas kulihat dari atas panggung ada beberapa yang menangis karena idolanya lebih memilihku.
Aku masih mencoba menikmati saat-saat di atas panggung bersama Dave dan personil The Moffatts lainnya, tiba-tiba ada sentuhan hangat mendarat di pipi kiriku yang di ikuti teriakan histeris penonton di depan panggung. Tubuhku kaku seketika, kaget, bingung, Dave mencium pipiku..
“Tami, are you okay?” ujar Dave karena melihatku mematung
“ooh.. I-am o-kay Da-ve” ujarku terbata
“are you sure?” tanya Dave lagi meyakinkan. Aku hanya bisa mengangguk sambil tersenyum.
Kemudian Dave mengantarku ke pinggir panggung dan melanjutkan konsernya.
Perlahan-lahan aku menuruni anak tangga yang ada di samping panggung. Karena terlalu senang dengan kejadian tadi, tanpa sengaja aku melewati satu anak tangga yang membuatku terpeleset dan kemudian terjatuh… BRUKKKK….

“aaw…” seruku kesakitan sambil memegangi lenganku yang tertimpa badanku sendiri..
Kulihat ke sekeliling ku, hanya ada tembok, lemari baju dan rak buku. Tidak ada Dave, panggung ataupun penonton yang lainnya.
Tokk.. tokk…
“Tamii… banguunn.. udah pagiii.. kamu ga sekolah emangnya??” Bunda yang mengetuk pintu kamarku sambil teriak membangunkanku. Kulihat jam di dinding kamarku sudah menunjukkan pukul 5.30 pagi.
“Iya Bund… ini udah bangun kok..” jawabku sambil menguap… 
“whoaah ternyata Cuma mimpi toh..” ujarku sambil senyum-senyum sendirian sambil memandang poster besar idolaku yang ku pasang di pintu lemari pakaianku.
“Mimpi itu seakan nyata Dave… dan membuatku ga sabar ingin melihat aksi panggung kalian nanti sore…” kemudian aku mengambil handuk dan menuju kamar mandi..
Hari ini adalah hari yang special untukku juga fans The Moffatts lainnya… Konser The Moffatts “Submodalities” akan di adakan sore ini di Tennis Indoor Senayan.. I can’t wait to see you Dave… 


Happy b'day Dave, Clint and Bob Moffatts
You'll always in my heart..
God Bless You all...

\m/(^,^)\m/
@rulachubby


Tribute To The Moffatts "Love You Endlessly"

 Love You Endlessly 

Scott meletakkan gitarnya di kursi di sampingnya. Diraihnya cangkir berisi capuccino panas di meja. Ia menghirup cappucinonya sambil mengedarkan pandangan ke sisi lain cafe. Itu dia! Seorang perempuan dengan rambut sebahu datang lalu duduk di kursi di seberang Scott. Dada Scott berdebar-debar. Ia teringat kembali saat pertama kali ia jatuh cinta pada perempuan itu.

Siang itu Scott sedang berada di cafe. Ia senang sekali duduk di sebelah luar cafe itu sambil memainkan gitarnya dan memperhatikan orang-orang yang lalu-lalang. Di mejanya terdapat secarik kertas dan pensil. Scott sedang asyik menulis sebuah lagu. Ia sudah hampir mencapai akhir lagu sampai tiba-tiba pikirannya buntu. Ah sial, pikir Scott. Mendingan pesan makanan saja, ah.

Scott bangkit untuk memesan makanan. Tiba-tiba ada yang menubruknya dari belakang. Scott terhenti. Dirasakan bahunya basah. Scott merasa geram. Bukan hanya karena barusan bajunya tersiram kopi panas, melainkan kertas lagunya juga ikut menjadi korban. Ia memandang kertasnya yang kini berubah warna menjadi coklat. Tulisannya luntur semua.

"Aduh, maaf. Maaf. Aku tidak sengaja."
Scott berbalik untuk memarahi orang yang menabraknya. "Apa kamu..." Scott terdiam. Ia menatap perempuan berambut sebahu yang sedang memandangnya dengan ketakutan. Dada Scott berdebar-debar.

"Maaf ya. Nanti aku yang ganti deh biaya nyuci bajunya," kata perempuan itu.
"Oh, tidak apa-apa. Tidak usah," kata Scott gugup. Seketika amarahnya menguap. "Hanya noda sedikit. Tidak apa-apa."
"Beneran nih?" tanya perempuan itu. "Aku sering datang ke sini kok kalau kamu mau minta ganti rugi. Sekali lagi maaf ya."

Scott hanya tersenyum. Perempuan itu berlalu. Scott terhenyak ke kursinya. Ya ampun, perasaan apa ini. Kenapa dadanya berdebar-debar begitu melihat perempuan tadi.

"Hey, Bro! Ngapain bengong begitu?" sapa Clint sambil menepuk bahu Scott. "Wow! Kenapa bajumu? Kok bisa kotor begini?"
"Tidak apa-apa. Tadi ketumpahan kopi," jawab Scott dengan wajah memerah.
"Wah, ini sih keterlaluan," sahut Bob sambil mengangkat kertas lagu Scott yang sudah basah kuyup. "Aku tidak bisa membayangkan bagaimana pembalasanmu ke orang yang sudah melakukan hal ini kepada kertas lagumu."
"Aku tidak apa-apain kok," jawab Scott. Adik-adiknya itu tercengang.
"Bajumu kotor, kertas lagumu hancur, dan kamu tidak marah sama orang itu?" tanya Dave tidak percaya. Scott menggeleng.
"Bajuku masih bisa dicuci. Lagu itu juga masih bisa aku tulis lagi. Buat apa marah?" balas Scott santai. Clint, Bob, dan Dave berpandangan.
***

Sejak hari itu Scott makin sering datang ke cafe. Sambil membuat lagu dengan gitarnya, diam-diam Scott memandang perempuan yang duduk di seberangnya. Perempuan yang juga rajin duduk di cafe itu dengan segelas es coklat mint dan sebuah buku di depannya.

"Jadi itu perempuan yang sudah merusak lagu kamu?" tanya Bob sambil ikut memperhatikan perempuan yang sedang dipandangi oleh Scott.
"Ah, dia tidak merusak lagu aku. Dia hanya merusak kertas yang berisi lagu itu, bukan merusak lagunya," balas Scott.
"Aku penasaran, kenapa kamu terus-terusan membela perempuan itu. Kamu kan tidak mengenalnya," kata Clint.
"Sudah jelas kan," sahut Dave. "Scott naksir sama dia." Bob dan Clint langsung berpandangan. Scott tidak menjawab.
"Masa sih kamu naksir dia?" tanya Clint. "Pantas saja akhir-akhir ini lagu-lagu yang kamu buat liriknya tentang jatuh cinta terus."
"Terus kenapa kamu tidak terus terang sama perempuan itu soal perasaan kamu?" tanya Bob.
"Mana mungkin. Namanya saja aku tidak tahu," jawab Scott malu-malu.
"Ajak kenalan dong!" kata Clint tidak sabar. "Dia duduk hanya beberapa langkah dari kamu. Kamu kan tinggal ke sana lalu menanyakan namanya!"
"Tidak semudah itu. Lagipula aku belum tahu pasti apa aku benar-benar menyukainya. Sejauh ini aku hanya senang melihatnya," balas Scott. Adik-adiknya hanya menggeleng-gelengkan kepala.

Hampir tiga bulan berlalu dan Scott hanya memandang perempuan itu dari jauh. Sering beberapa kali Scott berniat menghampiri meja perempuan itu dan mengajaknya berkenalan. Tapi niat itu diurungkan karena entah kenapa ada perasaan yang membuat Scott tetap duduk di kursinya.

Akhirnya siang itu seperti biasa Scott duduk di mejanya dengan membawa gitar kesayangannya. Tekadnya sudah bulat. Hari itu ia akan berkenalan dengan perempuan yang dikaguminya. Scott pun sudah merencanakan sesuatu. Ia sudah berbicara dengan pelayan cafe itu bahwa ia akan meminjam panggungnya untuk beberapa menit. Dengan lirik lagu berjudul LOVE di tangannya, Scott berencana untuk menyanyi di depan perempuan itu.

Namun siang berganti malam. Perempuan itu tidak terlihat batang hidungnya. Kemana dia? Ah barangkali hari ini bukan hari keberuntungannya. Scott tidak menyerah. Ia akan menunda sampai besok, sampai perempuan itu datang.

Tapi seminggu berlalu, perempuan itu tidak muncul juga. Padahal Scott sudah meminta adik-adiknya untuk mengiringinya saat bernyanyi. Scott mulai cemas. Apalagi saat Clint menyinggung soal menghubungi perempuan itu. Ah, namanya saja Scott tidak tahu. Bagaimana mungkin ia bisa tahu berapa nomor teleponnya atau dimana perempuan itu tinggal.

Scott merasa galau. Hanya seperti inikah akhir dari perjalanan cintanya? Tapi benarkah Scott jatuh cinta kepadanya? Kenapa Scott baru menyadari perasaannya di saat ia tak lagi bertemu dengannya?

Scott memetik gitarnya dengan lembut. Di mejanya terdapat secarik kertas dengan tulisan Always In My Heart. Ia sedang membuat lirik dari lagu itu saat tiba-tiba bahunya ditepuk.

"Boleh duduk di sini?"

Scott mendongak. Jantungnya langsung terasa berhenti berdetak. Perempuan yang selama ini ditunggunya berdiri di hadapannya. Senyum manis menghias wajahnya. Scott langsung buru-buru bangkit.

"Boleh, boleh. Silakan," kata Scott sambil menarik kursi untuk perempuan itu. Perempuan itu duduk di depan Scott.

"Aku sering melihat kamu membawa gitar itu. Kamu bisa main musik?" tanya perempuan itu.
"Ya. Sebenarnya aku suka menulis lagu," jawab Scott gugup. "Sekarang juga ada lagu yang sedang aku buat."
" Oh ya? Boleh aku dengar lagunya?"
"Umm.. Sekarang belum bisa. Lagunya belum selesai. Tapi kalau sudah selesai, aku janji pasti akan aku mainkan untuk kamu."

Perempuan itu tersenyum. Kemudian perhatiannya tertuju pada gelas di depan Scott. "Kamu suka minum es coklat mint juga? Aku kira kamu suka capuccino?"
"Aku suka apa saja. Aku coba coklat mint karena sering lihat kamu minum. Jadi mau tahu seperti apa rasanya."
"Biasanya aku juga minum capuccino. Tapi aku menggantinya dengan coklat mint karena aku takut menumpahkannya lagi di baju kamu," kata perempuan itu malu-malu.
"Aku kira kamu tidak ingat."
"Mana mungkin aku lupa," kata perempuan itu. "Oh ya. Nama aku Fey."
"Aku Scott."

Akhirnya terjadilah percakapan seru antara Scott dengan perempuan yang bernama Fey itu. Percakapan yang selama ini diidamkan oleh Scott. Wah ia bahkan lupa niatnya untuk bernyanyi di panggung cafe itu!
***

Malam itu Scott bersiap di kamarnya. Ia sudah rapi dengan kemejanya. Ia hendak pergi ke rumah Fey. Perempuan itu mengundang Scott ke rumahnya untuk menghadiri suatu acara bersama keluarganya. Dave masuk ke kamar Scott sambil membawakan seikat bunga. Scott tidak tahu bunga apa yang tepat untuk dibawa ke acara keluarga perempuan yang baru saja dikenalnya. Tapi Scott terpaksa membawanya karena Fey yang meminta.

"Sukses ya, Bro!" kata Clint, Bob, dan Dave memberi dukungan kepada Scott yang hendak berangkat.

Scott pergi dengan gugup. Apalagi saat ia tiba di alamat yang diberikan oleh Fey. Rumah itu ramai. Banyak yang datang ke rumah itu. Wah Fey tidak bilang bahwa Scott akan bertemu keluarga besarnya! Dada Scott semakin berdegup kencang.

Begitu Scott memasuki rumah Fey, orang-orang yang ditemuinya tidak menunjukkan wajah senang. Bahkan beberapa diantaranya meneteskan airmata. Scott merasa ada yang tidak beres. Ia memandang berkeliling mencari Fey.

"Hai. Kamu temannya Fey?" sapa seorang lelaki sambil menepuk bahu Scott.
"Iya. Aku Scott," jawab Scott.
"Aku Aaron, kakaknya Fey. Ayo aku antar bertemu Fey."

Scott mengikuti Aaron pergi ke sebuah ruangan. Scott semakin merasa aneh karena semakin banyak orang di ruangan itu yang sedang menangis. Ada apa di sini?

"Nah, itu Fey. Kamu boleh menemuinya," kata Aaron sambil menunjuk ke tengah ruangan.

Scott mengerenyitkan dahi. Ia memandang ke arah yang ditunjuk Aaron, tapi ia tidak bisa menemukan Fey. Scott melangkah mendekati kerumunan orang. Rupanya di tengah ruangan itu terdapat sebuah peti besar. Apa maksudnya ini? Scott mendekati peti itu lalu melongok ke dalamnya. Lututnya langsung lemas.

Fey berbaring di peti itu. Matanya terpejam. Beberapa tangkai bunga bertebaran di sampingnya. Scott menatap Fey tidak percaya. Mana mungkin Fey yang berada di peti itu!

"Tidak mungkin," kata Scott sambil berpegangan pada tepi peti. "Aku baru bertemu dia kemarin. Mana mungkin dia meninggal!"

"Fey sakit radang paru-paru sejak kecil. Tapi akhir-akhir ini keadaannya bertambah parah," kata seorang wanita yang kelihatannya adalah ibunya Fey. "Sudah seminggu lebih ia koma. Sebelum dirawat di rumah sakit, Fey mengatakan ingin mendengar lagu dari laki-laki yang sering ditemuinya di cafe. Tapi sebelum keinginannya terkabul, dia keburu pergi."

Ibunya menangis. Scott terdiam. Ia tidak sanggup berkata apa-apa. Jika Fey sudah seminggu koma di rumah sakit, bagaimana bisa kemarin perempuan itu mendatangi Scott lalu mengobrol dengannya?

Scott tidak sanggup menahan airmatanya. Jika kekuatan cinta mampu membuat jiwa seorang perempuan menemuinya sebelum tiba ajalnya, Scott sangat malu dan menyesal karena ia tidak sanggup menemui perempuan itu walau hanya untuk menanyakan namanya. Tidak ada yang bisa Scott lakukan. Ia meletakkan bunga yang dibawanya di samping Fey. Kini ia menemukan lirik yang tepat untuk melengkapi lagu yang dibuatnya untuk Fey.

All of the things that I regret
Sometimes I forget to say
I LOVE YOU..
I believe there's a way to show you
Even when we apart
Though the times we are not together
You always in my heart..


By : Celina Felaney
Happy birthday Moffatts!
Wish you all the best and all of your dreams come true..
*hug&kiss


Tribute To The Moffatts "How The Moffatts Really Means to Me"

How The Moffatts Really Means to Me?

I’ve known The Moffatts since I was in Junior High School and I like them ever since.  I like them since I saw their music video of  “I’ll Be There For You” on TV. Since then, their songs become more attached with me.  

I have their albums, when they’re kids ‘til they’re youngsters. I had all of their posters on my room’s wall.  I still have their posters and all of The Moffatts stuff in my cupboard. I have their songs on my PC, laptop and cellphone. Their songs always accompany me whenever and wherever I go.  Their songs is like a therapy or sedative for me, every time I feel lonely, sad or brokenhearted, I always listens to their songs and it  just makes me feel revived. 

I like all of their songs actually.  But there are some that I love, 'coz those songs have special meaning for me, such as Don’t Walk Away, If Life is So Short, Love,Girl of My Dreams, Misery, Always in my Heart and Who Do You Love.

Their songs are almost like what exactly happens in my life, especially my love life.  It means all the words that I have in my mind for so long.

Among four of them, Scott is the one who attracts me a lot from the very start. He steals my heart with his voice and his guitar’s playing.  Not only that, I love his long hairstyle also.  But most of all, I love everything in him.

Coz of I like The Moffatts so much, I even had some dreams about them.  I’ve dreamt that me and them became friends and shortly I became Scott’s girlfriend (as i always hope, hehehe...).  Such a ridiculous dreams, but I really happy to have those dreams. Just so everyone knows that I really had those dreams and I’m not making it up.  The craziest thing is I always telling myself that maybe someday that dreams will come true.  I would be Scott’s girlfriend or might be his wife (crossing my finger...).  The special thing is I always have their name in my prayer, especially Scott.  I always pray for their goodness in their life and also for my dreams to meet them in person someday.

Guys, you’ll never know how much you are mean to me.  Maybe, by reading this short story of mine, you can describe how much all of u mean to me, especially Scott.

I Love everything in you... Coz you are The Boy Of My Dreams... I feel so much Misery when you are not around... If Life Is So Short I wish I could meet you... So, please Don’t Walk Away when I’m trying to get you... I don’t wanna know Who Do You Love coz you’re the only one who is Always In My Heart, Scott...

"The first time I saw them, they were on TV...  It must have been a signal from up above...  Coz deep in my heart, I knew that it was love...  I wish there was a way to show them my love is real...  But Webster hasn’t found the words to express how I feel...  With their love and it turns me on...  Like when the sun goes down and the moon comes up... Sweet, sweet love...  Like no other band has been touched... By the simple process of... Love... Yeah, it was love that makes me idolling The Moffatts...
Love is a what that explains how I feel for them...  When they’re in my arms...  All my dreams come true...  When they’re not around... They can hardly see...  These tears that I’m crying now...  Are for them to be with me...  If life is so short...  Why won’t they let me love them before we run out of time...  If life is so strong...  Why won’t they take a chance before our time has gone...  If life is so short...
They make me feel like I can do anything....  One song from them just make my trouble away...  I wanna show them I got nothing to hide...  Deep in my heart there’s nobody but them...  What would I do to be with them? Don’t walk away...  I’ve been waiting for a band like yours, The Moffatts...
Once come a little too late...  Now they’re gone...  But I’m still here and sing their song all alone...  I believe there’s a way to show them even when they’re apart...  Though the times they’re not together... They’re always in my heart..."

By the way, I have some word changes into their songs above.  I hope they don’t mind it. Coz it’s just the expression of  How The Moffatts Really Means To Me.

PS:
I dedicated this outpouring story of my heart to my forever band,”THE MOFFATTS”.
Happy 28th b’day to the triplets : Clint, Bob and Dave.
Happy 29th b’day to my only one, Scott.
Wish you guys, all the best in each time of your life.
Wish all of you be together again as THE MOFFATTS and rocks on again.
Jesus bless you all...
With Love,
Olive...(Jakarta, Indonesia)

Tribute To The Moffatts

dear Moffatters Indonesia... 

karena yg ikutan "Tribute To The Moffatts" hanya beberapa orang saja.. dan tidak memenuhi kriteria untuk di terbitkan,, jadinya hasil tulisan temen2 yang udah di kirim akan saya terbitkan di Blognya Moffatters Indonesia hari ini pas bdaynya si kembar yaaa.. maaf jika ada perubahan.. 

(untuk tulisan yg berbahasa Indonesia, akan di translate menjadi bahasa Inggris. karena nanti postingan di blognya akan di share ke account FB/twitter The Moffatts n papa Frank)

terimakasih untuk teman-teman yang sudah ikut berpastisipasi...

best Regrads,

\m/(^,^)\m/
@rulachubby

Minggu, 29 Januari 2012

Tribute To The Moffatts

Hey All Moffatters Indonesia....

Sebentar lagi masing-masing personil The Moffatts Ulang Tahun loh di bulan Maret.. Pasti inget semua kan yaa?? Naah.. Sebagai Fans beratnya mereka, pasti donk kalian semua mau ngasih kado terbaik untuk idola kita The Moffatts?? Gimana caranya?? Take it Easy...

Buat kalian semua Moffatters Indonesia, silahkan buat tulisan karya kalian sendiri.. Entah itu Cerpen, Puisi, ataupun Curhatan kalian tentang The Moffatts, sambil mengenang masa lalu juga boleh...
Dengan Syarat :

  1. Tulisan harus mencantumkan salah satu personel dan lagu-lagu dari The Moffatts (tidak harus semua lagu, yang paling berkesan untuk kalian saja juga boleh), 1 orang boleh mengirim lebih dari 1 cerita. Boleh berupa Cerpen, Cerita Deskriptif atau Puisi. Yang lupa lagunya apa aja sila cek di sini 
  2. Tulisan harus asli karya kalian, bukan plagiat.
  3. Tulisan diketik dengan font Times New Roman 12pt, spasi 1,5. Max 4 halaman A4.
  4. Tidak menggunakan huRuF b35aR d4n k3ciL
  5. Tulisan disimpan dengan format : nama_kota_judul cerita_account twitter/FB contoh: Rula_jakarta_Kenangan Indah_@rulachubby 
  6. Tulisan dikirim via e-mail ke rula_chubby@yahoo.com dengan subject: nama_judul cerita_acc twitter/FB. File tulisan kamu di ATTACH yaa jangan di CoPas di badan e-mail. 
  7. Batas waktu pengiriman tulisan adalah tanggal 19 Februari 2012 jam 24.00
  8. Tulisan yang masuk akan di seleksi dan di edit seperlunya (tanda baca, huruf, dll) yang nantinya akan di cetak dan di terbitkan. 
  9. Rencananya yaaa, buku hasil tulisan kalian ini akan di buat versi Bahasa Inggrisnya yang kemudian akan di kirimkan ke The Moffatts sebagai kado dari Fans The Moffatts di Indonesia...
  10. Contoh cerpennya bisa lihat  Rula_Jakarta_Kenangan Indah
Hayooo Moffatters Indonesia, tunjukan seberapa besar Cinta Kalian untuk The Moffatts.... kirim karya sebanyak-banyaknya yaaa!!!

Salam Hormat,

@rulachubby

\m/ (^,^) \m/