Kamis, 08 Maret 2012

Tribute To The Moffatts "Always In My Heart"

ALWAYS IN MY HEART

Malam sudah semakin larut dan ruang kantor pun sudah semakin sepi. Aline melihat sekilas ke arah arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Hmmm... sudah jam 19.55, pantas saja, pikirnya dalam hati. Gara-gara tugas tambahan yang diberikan atasannya Aline terpaksa lembur, padahal dia sudah ada janji untuk makan malam bersama Rani sahabatnya. Untuk menghilangkan kebosanan Aline menyalakan mp3. Tiba-tiba terdengarlah lagu Always in My Heart milik The Moffats, band idolanya dulu sewaktu SMP dan seketika terbayang wajah innocent Dave saat sedang bernyanyi. Always In My Heart selalu mengingatkan Aline pada seseorang. Kenangan masa kuliahnya dulu waktu di Surabaya.
Setelah lulus SMA Aline melanjutkan kuliah disebuah PTN di Surabaya. Aline memang Lahir di kota itu tapi dia bersekolah dan besar di Jakarta jadi dia benar-benar merasa asing disana. Untung saja dia cepat mendapatkan sahabat. Di kampus Aline bersahabat dengan Sisil, Ando dan Yudha. Karena sama-sama berasal dari Jakarta mereka cepat akrab. Mereka cukup menyenangkan dan selalu membuat Aline tertawa, terutama Yudha. Aline memang paling dekat dengan Yudha karena mereka memiliki sifat yang hampir sama dan selera yang hampir sama juga. Mulai dari musik, film, olahraga sampai makanan. Yudha banyak membantu Aline menyelesaikan masalahnya terutama yang berhubungan dengan tugas-tugas kuliah. Tanpa terasa lama-kelamaan Aline mulai menyukai Yudha. Sebetulnya Yudha nggak cakep, tapi bagi Aline dia cukup menarik dan menyenangkan. Aline betah berlama-lama ngobrol dengan Yudha. Rasa sayang Aline kepada Yudha semakin dalam, padahal Aline tau kalau Yudha menyukai Sisil. Yudha sering curhat pada Aline tentang Sisil, jadi Aline tau seperti apa perasaan Yudha pada Sisil.
Sakit hati?? Memang. Cemburu?? Sudah pasti. Tapi tetap saja Aline tidak bisa menutupi perasaannya kalau dia sangat menyayangi Yudha. Dan demi menjaga persahabatan diantara mereka terpaksa Aline menyembunyikan perasaannya.
Entah bagaimana awalnya, pada suatu hari tiba-tiba Yudha nembak Aline. Yudha meminta Aline untuk jadi pacarnya. Aline shock.
“Jangan bercanda deh Yud, nggak lucu tau!” kata Aline yang pura-pura ngambek.
“Dihh.. Siapa juga yang bercanda Line??? Ada orang nembak malah dibilang bercanda” balas Yudha.
”Tapi kan lu sukanya sama Sisil Yud, bukan gue”
”Tapi gue sayang sama lu Line.. Nggak boleh???”
Aline hanya terdiam dan nggak tau harus bagaimana.
”Woyy... Jangan bengong dong Line. Gimana nih?” tiba-tiba Yudha mengejutkan Aline.
”Apanya yang gimana sih Yud?” balas Aline.
”Gue diterima apa nggak nih? Lu mau jadi pacar gue nggak??”
”Hmmm.. Gimana yaaaa” Aline berpikir.
“Ayolah Line..”
“Iya deh”
“Jadi kita pacaran nih Line? Asiiiikkk…”
Aline tertawa melihat tingkah Yudha yang childish.

Hari-hari Aline terasa semakin indah dengan adanya Yudha disampingnya. Sebetulnya hubungan mereka nggak jauh beda dengan yang dulu, hanya saja sekarang mereka ada status. Banyak hal menyenangkan yang mereka lalui bersama. Yudha adalah pacar keempat Aline, tapi bagi Aline, Yudha yang pertama dan memang Yudha yang pertama. Aline nggak pernah merasa sayang pada seseorang seperti yang dia rasakan pada Yudha. Bagi Aline Yudha lebih dari pacar. Yudha itu pacar, sahabat, saudara, tempat curhat, kakak, adik. Semua. Yudha means everything for Aline. Sampai pada bulan keempat hubungan mereka, Aline merasakan perubahan pada diri Yudha. Aline mulai merasa kalau perhatian Yudha padanya sedikit berkurang dan sampai pada suatu hari tiba-tiba Aline menerima sms yang mengejutkan dari Yudha.

From: Yudha
Maaf Line, gue nggak bisa nerusin hubungan ini lagi. Gue minta maaf dan makasih banget buat semuanya. Gue sayang lu.

Menangis. Itu hal pertama yang bisa Aline lakukan setelah membaca sms Yudha. Hati Aline benar-benar hancur. Dia nggak pernah berpikir akan berakhir seperti ini. Dan dia nggak pernah berpikir rasanya akan sesakit ini. Harusnya Aline sadar dari awal bahwa Yudha hanya mencintai Sisil. Tanpa berpikir panjang Aline membalas sms Yudha.

To: Yudha
Ooohh.. Jadi cuma segini aja Yud? Makasih deh. Thanks for all the happiness and pain that you gave to me. You teach me a lot of things. Thanks a lot.

Setelah putus, komunikasi antara mereka sedikit berkurang. Butuh waktu yang cukup lama bagi Aline untuk menyembuhkan luka hatinya. Walaupun Aline dan Yudha telah putus tapi mereka masih tetap bersahabat, karena bagi Aline putus bukan akhir dari segalanya. Bahkan sampai sekarang pun, saat mereka sudah kembali ke Jakarta, mereka masih bersahabat. Aline nggak pernah membenci Yudha. Sampai kapanpun Aline akan tetap sayang pada Yudha. Entah bagaimana perasaan Yudha kepadanya tapi yang pasti rasa sayang Aline pada Yudha akan semakin bertambah setiap harinya. Saat ini Aline hanya mencoba menjadi sahabat yang baik bagi Yudha. Aline selalu berdoa yang terbaik untuk Yudha karena yang Aline inginkan hanyalah melihat Yudha bahagia dan tertawa.
Aline pun selalu mencoba untuk ceria dan bahagia didepan Yudha. Masalah bagaimana keadaan yang sesungguhnya itu biar Aline yang selesaikan sendiri. Yudha hanya perlu tau kalau dirinya bahagia. That’s it. Dan Aline berharap semoga suatu saat nanti Yudha akan tau dan mengerti arti dari ketulusan yang dia berikan kepada Yudha selama ini.
Tanpa terasa Aline menagis. Kenangan itu sekali lagi telah membuatnya menangis. Aline kembali melihat kearah jam tangannya. Jam 21.30. Hanya tinggal Aline di ruangan itu. Sudah saatnya untuk membereskan pekerjaan dan pulang, pikir Aline. Saat sedang memasukkan berkas-berkas kedalam lacinya tiba-tiba handphone Aline berbunyi. Ternyata Yudha yang menelpon.
”Hallo..”
”Hai Yud. Ada apa?”
”Lagi ngapain Line?”
”Masih di kantor Yud, lagi beres-beres. Kenapa?”
”Mmmm.. Gue jemput ya Line?”
“ Tumben banget Yud, ada apaan nih?”
”Gpp Line, lagi pengen jalan sama lu aja. Gue kangen Line”
”Kangen siapa?”
”Ya kangen sama lu lah. Pake tanya lagi”
”Hehehee..”
”Gue jemput ya Line?”
“Iya deh.. Buruan ya, ntar keburu malem”
”Siippp.. gue otw ke sana. See you Line”
“See you”

Aline segera membereskan mejanya yang masih berantakan dan mematikan komputer. Air matanya telah kering dan kini hanya ada senyum diwajahnya.
Tuhan, semoga kami bisa terus bersahabat seperti ini, Aline berdoa dalam hati. Yudha memang bukan kekasih Aline tapi Yudha akan selalu jadi orang yang spesial dihati Aline. Karena Yudha adalah bagian dari perjalanan hidup Aline.


 February 02, 2012
Shevtha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar